The Fed pangkas suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) pada pertemuan kebijakan terbarunya, menandai langkah pelonggaran pertama setelah periode panjang suku bunga tinggi di Amerika Serikat. Keputusan ini membawa suku bunga acuan ke kisaran 4,75%–5,00%, sejalan dengan ekspektasi pasar namun tetap menimbulkan pertanyaan besar tentang arah kebijakan moneter berikutnya.
The Fed Ambil Langkah Hati-hati di Tengah Perlambatan Ekonomi
Keputusan The Fed pangkas suku bunga ini diambil di tengah tanda-tanda pelemahan ekonomi AS, penurunan inflasi secara bertahap, dan kekhawatiran terhadap melambatnya pasar tenaga kerja. Ketua Federal Reserve Jerome Powell menyatakan bahwa langkah tersebut merupakan “penyesuaian yang hati-hati,” bukan awal dari siklus pemangkasan agresif.
Menurut laporan dari CNBC Indonesia, The Fed menegaskan bahwa keputusan ini bukan sinyal pasti akan ada pemangkasan lanjutan pada bulan Desember. Powell menekankan bahwa dewan kebijakan akan tetap bergantung pada data dan memantau inflasi serta aktivitas ekonomi dengan cermat.
“Inflasi memang menurun, tapi belum kembali ke target 2%,” kata Powell. “Kami akan menilai apakah kondisi ekonomi memerlukan pelonggaran tambahan.”
Reaksi Pasar Setelah The Fed Pangkas Suku Bunga
Pasar keuangan global menyambut positif langkah The Fed kali ini. Wall Street mencatat penguatan pada indeks utama seperti S&P 500 dan Nasdaq, sementara imbal hasil obligasi pemerintah AS menurun tipis. Investor menilai pemangkasan suku bunga The Fed hari ini sebagai sinyal bahwa bank sentral siap mendukung pertumbuhan ekonomi yang mulai kehilangan momentum.
Namun, sebagian analis memperingatkan agar pasar tidak terlalu optimistis. “The Fed baru melakukan satu kali pemangkasan kecil. Masih terlalu dini untuk mengasumsikan akan ada serangkaian penurunan suku bunga,” ujar seorang ekonom di New York.
Dampak Terhadap Dolar AS dan Pasar Asia
Setelah pengumuman The Fed pangkas suku bunga, dolar AS melemah terhadap sejumlah mata uang utama, termasuk yen Jepang dan euro. Di kawasan Asia, mata uang seperti rupiah dan baht Thailand ikut menguat, karena investor memperkirakan aliran modal akan bergerak menuju pasar negara berkembang.
Bursa saham Asia juga bergerak naik pada sesi perdagangan Kamis pagi, mencerminkan optimisme bahwa pelonggaran kebijakan moneter AS dapat memberikan ruang bagi bank sentral di kawasan lain untuk menyesuaikan kebijakan mereka.
Inflasi dan Prospek Keputusan Selanjutnya
Meskipun The Fed pangkas suku bunga kali ini dianggap tepat waktu, banyak ekonom menilai arah kebijakan berikutnya masih bergantung pada data inflasi dan pertumbuhan ekonomi dalam dua bulan ke depan. Jika inflasi terus menurun secara konsisten, peluang untuk pemangkasan tambahan di Desember akan meningkat.
Namun, Powell menegaskan bahwa The Fed tidak akan tergesa-gesa. “Kami tidak ingin mengorbankan kemajuan yang telah dicapai dalam menurunkan inflasi,” ujarnya.
Beberapa analis memperkirakan bahwa suku bunga akan tetap bertahan di level baru ini hingga kuartal pertama 2026, sebelum kemungkinan penurunan lebih lanjut dilakukan secara bertahap.
Dampak untuk Ekonomi Global
Langkah The Fed pangkas suku bunga ini memiliki implikasi besar bagi ekonomi global. Negara-negara berkembang seperti Indonesia bisa mendapatkan manfaat dari arus modal masuk yang lebih besar, sementara tekanan terhadap nilai tukar dapat berkurang.
Namun, jika The Fed menunda pemangkasan selanjutnya, volatilitas di pasar keuangan global berpotensi meningkat. Investor kini akan menunggu data inflasi AS berikutnya dan pernyataan kebijakan yang lebih jelas menjelang pertemuan Desember.
Kesimpulan
Keputusan The Fed pangkas suku bunga 25 bps menjadi titik balik penting setelah periode kebijakan moneter ketat selama hampir dua tahun. Meskipun langkah ini menenangkan pasar, ketidakpastian masih menyelimuti prospek suku bunga ke depan.
Dengan ekonomi AS yang mulai melambat dan inflasi yang belum sepenuhnya terkendali, langkah The Fed berikutnya akan sangat bergantung pada data ekonomi mendatang. Pasar kini menanti sinyal lebih tegas — apakah ini awal dari siklus pelonggaran baru, atau sekadar jeda sementara dalam kebijakan ketat.
Tetap ikuti berita ekonomi global dan kebijakan moneter terkini hanya di StartupNews.fyi.








