Jakarta, 17 Oktober 2025 — Harga perak hari ini kembali menunjukkan lonjakan signifikan seiring dengan reli besar di pasar emas global. Berdasarkan laporan terbaru dari CNBC Indonesia, logam mulia perak ikut terdorong oleh kenaikan harga emas yang menembus level US$ 4.300 per troy ounce, menandai salah satu rekor tertinggi dalam sejarah perdagangan logam mulia.
Pergerakan harga perak mencerminkan sentimen positif investor terhadap aset lindung nilai (safe haven) di tengah ketidakpastian ekonomi global dan prospek penurunan suku bunga oleh bank sentral utama dunia.
Harga Perak Hari Ini: Sentuh US$ 54 per Ounce
Menurut data CNBC Indonesia, harga perak hari ini diperdagangkan di kisaran US$ 54 per troy ounce, melonjak lebih dari 3% dalam satu hari perdagangan. Kenaikan ini memperpanjang tren positif yang telah berlangsung sejak awal Oktober 2025, di mana harga perak telah naik hampir 15% secara bulanan.
Kenaikan tajam tersebut dipicu oleh meningkatnya permintaan investor terhadap logam mulia setelah data inflasi Amerika Serikat menunjukkan pelonggaran tekanan harga, yang memperkuat spekulasi bahwa Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunga dalam waktu dekat.
Analis komoditas dari Monex Investindo Futures, Arif Gunawan, mengatakan:
“Kombinasi antara ekspektasi penurunan suku bunga dan meningkatnya ketegangan geopolitik global membuat permintaan terhadap aset lindung nilai seperti emas dan perak melonjak tajam.”
Kaitan Kuat antara Harga Perak dan Emas
Secara historis, harga perak bergerak sejalan dengan emas, karena keduanya dianggap sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi dan ketidakstabilan ekonomi. Namun, karena perak juga memiliki peran penting dalam industri — termasuk teknologi, kendaraan listrik, dan energi surya — fluktuasi harganya bisa lebih volatil.
Saat harga emas melonjak ke rekor baru, harga perak hari ini mengikuti arah yang sama, didorong oleh permintaan industri dan investasi.
Menurut laporan CNBC Indonesia, rasio emas terhadap perak kini turun menjadi sekitar 79:1, menandakan bahwa perak tampil lebih kuat dibandingkan emas dalam beberapa pekan terakhir.
“Rasio emas-perak yang menurun menunjukkan bahwa investor mulai beralih ke perak untuk mencari peluang keuntungan yang lebih besar,” tambah Arif Gunawan.
Faktor Pendorong Kenaikan Harga Perak
Beberapa faktor utama mendorong reli harga perak hari ini, di antaranya:
- Ekspektasi Penurunan Suku Bunga Global – Bank sentral utama, termasuk The Fed dan ECB, diperkirakan akan memangkas suku bunga pada kuartal pertama 2026 untuk merangsang pertumbuhan ekonomi.
- Kenaikan Permintaan Industri – Perak digunakan secara luas dalam panel surya, semikonduktor, dan kendaraan listrik. Permintaan dari sektor energi terbarukan melonjak tajam pada 2025.
- Ketegangan Geopolitik – Konflik di Timur Tengah dan Eropa Timur meningkatkan minat terhadap aset safe haven seperti perak dan emas.
- Pelemahan Dolar AS – Indeks dolar AS yang menurun membuat logam mulia menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lain.
Harga Perak di Pasar Domestik
Di Indonesia, harga perak hari ini juga menunjukkan tren kenaikan. Berdasarkan data dari pedagang logam mulia lokal, perak batangan dengan kadar 99,9% dijual di kisaran Rp 19.500 hingga Rp 20.200 per gram, naik sekitar 2,5% dibandingkan minggu lalu.
Pedagang di kawasan Glodok dan Surabaya melaporkan peningkatan minat beli dari investor ritel, meskipun sebagian masih berhati-hati menunggu kepastian arah pasar global.
Analis Prediksi Kenaikan Lanjutan
Para analis memperkirakan bahwa harga perak masih berpotensi menguat hingga akhir tahun 2025. Jika harga emas terus stabil di atas US$ 4.200 per ounce, harga perak diperkirakan dapat menembus level psikologis US$ 56 per ounce sebelum akhir Desember.
“Momentum bullish untuk perak sangat kuat. Selama ketidakpastian global belum mereda dan kebijakan moneter tetap longgar, tren kenaikan harga akan berlanjut,” kata Rohman Pradipta, analis dari Valbury Asia Futures.
Selain faktor ekonomi, tren investasi ESG (Environmental, Social, Governance) juga memberikan dorongan tambahan. Karena perak digunakan dalam teknologi ramah lingkungan seperti panel surya, logam ini semakin dilihat sebagai aset masa depan.
Haruskah Investor Masuk Sekarang?
Bagi investor, harga perak hari ini menawarkan peluang, namun juga risiko tinggi. Lonjakan cepat bisa diikuti oleh koreksi tajam jika data ekonomi Amerika Serikat berubah atau The Fed menunda pemangkasan suku bunga.
Analis menyarankan agar investor ritel melakukan pembelian bertahap (buy on dip) untuk mengurangi risiko fluktuasi jangka pendek.
Rohman Pradipta menambahkan:
“Perak cocok sebagai diversifikasi portofolio jangka menengah. Namun, investor perlu disiplin dan memahami volatilitas pasar logam mulia.”
Kesimpulan
Kenaikan harga perak hari ini menjadi cerminan dari meningkatnya permintaan global terhadap aset aman dan logam industri penting. Dengan harga yang sudah menyentuh US$ 54 per ounce, prospek jangka menengah perak tetap positif, terutama jika tren penurunan suku bunga global berlanjut.
Baik investor besar maupun ritel kini kembali melirik logam putih ini sebagai alternatif investasi yang menjanjikan — dengan potensi keuntungan seiring perubahan lanskap ekonomi global.
Untuk berita ekonomi dan keuangan terkini lainnya, kunjungi Startup News.








